Makin Banyak Dialami di Usia Produktif, Ini Fakta tentang Kanker Paru-paru
Oktober 04, 2022
Kanker paru-paru adalah salah satu kanker yang paling umum dan menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker paling tinggi pada pria maupun perempuan di seluruh dunia. Walaupun kerap terjadi, masih banyak salah informasi tentang penyakit ini.
Salah satunya, kanker paru-paru sering diidentikkan dengan pria yang suka merokok dan sudah berusia lanjut. Nyatanya, kanker ini juga bisa terjadi pada perempuan. Saat ini di Indonesia kejadian kanker paru-paru semakin banyak ditemukan pada pria berusia produktif. Dilansir dari Media Indonesia, angka kejadian kanker paru-paru di Indonesia dimulai di usia 40 tahun.
Dan sayangnya, kebanyakan dari pasien datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah dalam kondisi stadium lanjut. Disebutkan dari artikel yang sama, saat ini pengidap kanker paru-paru di Indonesia mencapai angka 21 ribu orang dengan harapan hidup yang rendah.
Tentang kanker paru-paru
Kanker paru-paru adalah tipe kanker yang bermula dari paru-paru. Organ paru-paru memiliki peran vital dalam proses pernapasan karena bertugas membawa oksigen ke tubuh saat kita menarik napas dan membuang karbondioksida dari dalam tubuh ketika kita membuang napas.
Umumnya kanker paru-paru mulai tumbuh di sel yang melapisi paru-paru atau pada bagian paru-paru seperti bronkiolus atau alveolus. Sel kanker paru-paru akan berkembang di luar kontrol, menyebabkan tumor yang tumbuh di dalam paru-paru.
Dilansir dari situs Mitra Keluarga, lebih dari 90 persen kanker paru-paru berawal dari bronki atau saluran udara besar yang membawa oksigen ke paru-paru.
Kanker paru-paru juga bisa terjadi di rongga thorax, yaitu rongga di antara paru kanan dan kiri. Selain itu, sel kanker dari paru-paru bisa menyebar ke organ tubuh lain, misalnya liver dan otak.
Baca juga informasi di artikel berikut agar kamu juga bisa waspada terhadap jenis kanker lain, seperti kanker prostat, ini semua yang perlu kamu ketahui.
Kanker paru-paru dan merokok
Dikutip dari Media Indonesia, Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology, Prof. Elisna Syahruddin, menyebutkan beberapa hal yang menjadi pemicu kanker paru-paru adalah rokok, adanya riwayat kanker paru-paru di keluarga, serta kondisi udara di tempat kerja.
Meski merokok merupakan faktor risiko terbesar, nggak semua perokok bakal mengalami kanker paru-paru. Begitu pun sebaliknya, nggak merokok bukan berarti terbebas dari kanker paru-paru. Artikel Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan kalau kebiasaan merokok sebagai penyebab kanker paru-paru ditemukan pada 9 dari 10 kasus.
Bagaimana dengan perokok pasif? Meskipun nggak merokok, para perokok pasif ini juga lebih berisiko mengalami kanker paru paru.
Selain rokok, kebiasaan menghisap cerutu dan tembakau cangklong juga dikaitkan dengan kenaikan risiko kanker paru-paru. Semakin sering dan semakin lama kamu merokok, semakin tinggi risiko seseorang mengalami kanker paru-paru.
Berhenti merokok bisa menurunkan risiko kanker secara signifikan, walaupun tidak menghapus kemungkinannya sama sekali.
Bukan cuma kanker paru-paru, merokok juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Nah selain berhenti merokok, kamu juga bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung dengan Terapkan Kebiasaan Ini di Kehidupan Kamu.
Tipe kanker paru-paru
Jika dilihat dari perkembangannya, kanker paru-paru dibagi ke dalam dua tipe berikut ini:
- Kanker paru-paru non small cell
Kanker paru-paru tipe ini adalah yang paling sering terjadi, yaitu sekitar 85 persen dari keseluruhan kasus kanker paru-paru di seluruh dunia. Kanker paru jenis ini bisa terjadi pada perokok aktif maupun perokok pasif. Jenis kanker ini bisa dikenali dari gejalanya yaitu batuk yang nggak sembuh-sembuh, sesak napas, penurunan berat badan drastis, dan batuk darah. Dari tingkat penyebarannya, kanker ini dibagi menjadi stadium 1 sampai 4.
- Kanker paru-paru small cell
Lebih jarang terjadi dibanding kanker paru non small cell, akan tetapi jenis kanker ini dapat menyebar dengan sangat cepat. Jenis kanker paru small cell ditandai dengan terbentuknya sel-sel ganas di jaringan paru-paru. Kanker jenis ini sebagian besar kasusnya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Siapa yang berisiko besar terkena kanker paru-paru
Selain perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada non-perokok yang memiliki faktor risiko lain. Meski begitu, seringnya kanker ini disebabkan oleh kombinasi dari beberapa hal. Dikutip dari situs Healthline, berikut ini beberapa hal yang meningkatkan risiko kanker paru-paru:
- Merokok, termasuk cerutu dan cangklong
- Perokok pasif
- Paparan terhadap radon, senyawa kimia berbahaya yang bisa terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
- Paparan terhadap asbestos, sisa diesel, dan senyawa beracun lainnya: menghirup senyawa racun bisa meningkatkan risiko, terutama kalau frekuensinya cukup tinggi.
- Ada riwayat keluarga: kalau kamu punya saudara dekat yang mengidap kanker paru-paru, risiko kamu akan meningkat.
- Pernah menjalani terapi radiasi pada area dada: terapi radiasi bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Kapan harus cek ke dokter?
Semakin cepat kanker terdiagnosa, semakin besar kemungkinan pengobatannya berhasil. Begitu pula dengan kanker paru-paru, harapan hidup pengidap tergantung dari tipe dan stadium kanker yang dialami.
Pemeriksaan adanya kanker paru-paru penting dilakukan sebelum gejalanya dirasakan. Untuk memeriksa keberadaan kanker paru-paru perlu dilakukan CT-Scan menggunakan mesin X-ray untuk mendapatkan gambaran paru-paru. Pemeriksaan ini disarankan bagi kamu yang belum mengalami gejala kanker namun memiliki faktor risiko.
Siapa yang disarankan melakukan pemeriksaan ini? Dilansir dari situs Verywellhealth, pemeriksaan sebaiknya dilakukan oleh:
- Kamu yang merokok 20 bungkus dalam setahun, dan
- Pernah merokok namun sudah berhenti dalam 15 tahun belakangan ini, dan
- Berusia antara 50 sampai 80 tahun.
Nah, kalau kamu punya faktor risiko di atas, ada baiknya waspada dan lakukan pemeriksaan secara rutin ya. Lebih baik lagi kalau kamu bisa mengubah kebiasaan atau gaya hidup yang kurang sehat untuk bisa mencegah kanker paru-paru. Bukankah mencegah lebih baik (dan lebih murah) daripada mengobati?
Kalau kamu sudah membaca sampai disini, mungkin sekarang kamu mulai memikirkan Pentingkah untuk memiliki asuransi penyakit kritis? Apa saja manfaatnya?
Proteksi Kanker Paru-paru, Sejak Dini
Selain melakukan pemeriksaan sejak dini, memiliki proteksi asuransi penyakit kanker menjadi sangat penting. Dengan tingginya angka penderita kanker paru-paru, memiliki proteksi asuransi penyakit kanker memberikan sedikit ketenangan dalam hal finansial.
Asuransi Kanker yang termasuk dalam Asuransi Penyakit Kritis Roojai Indonesia memberikan proteki finansial, bahkan apabila kamu didiagnosa kanker stadium awal. Proteksi ini sudah memberikan benefit sebagai proteksi tambahan, sehingga kamu akan tetap dapat melakukan klaim walaupun perawatanmu sudah discover oleh asuransi lain atau BPJS. Pelajari lebih lanjut terkait Asuransi Kanker Roojai Indonesia untuk mendapatkan gambaran selengkapnya tentang proteksi ini.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: