jalur-bersepeda

Selain punya manfaat kesehatan, bersepeda juga jadi hobi yang menyenangkan untuk dijalani. Dengan bersepeda kamu bisa menjelajah tempat-tempat baru sambil melatih fisik kamu. Pikiran lebih lengang, tubuh pun jadi lebih kuat. 

Mengingat manfaat olahraga bersepeda bagi kesehatan dan lingkungan, pemerintah juga berusaha mengakomodir kebutuhan ini. Beberapa pemerintah daerah pun membuat jalur bersepeda di jalan raya yang sudah ada. Misalnya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan membuat jalur khusus sepeda sepanjang 195,6 kilometer di 20 lokasi.

Kamu ingin mulai berjelajah dengan sepeda kamu? Kalau semua perlengkapan sudah kamu siapkan, langkah selanjutnya adalah memilih jalur bersepeda mana yang akan kamu coba. Apa aja yang perlu kamu pertimbangkan waktu memilih jalur yang sesuai?  

Ini beberapa panduan yang bisa kamu perhatikan waktu memilih jalur bersepeda:

1. Kenali kemampuan kamu  

Sebelum memilih jalur bersepeda, coba kenali terlebih dahulu kemampuan kamu. Ada beberapa hal yang bisa kamu tanyakan ke diri sendiri, masalah kondisi fisik kamu, skill bersepeda kamu, dan endurance atau daya tahan kamu. Dengan menjawab pertanyaan tersebut, kamu bisa punya gambaran jalur bersepeda yang akan dicoba.  

Untuk newbie, tentu sebaiknya pilih jalur bersepeda yang aman dan minim tantangan. Bukannya meremehkan kemampuan diri sendiri ya, tetapi dengan lebih berhati-hati di langkah pertama ini, kamu jadi punya gambaran tentang kemampuan diri kamu sendiri. Setelah merasa sanggup dengan jalur yang kamu pilih, kamu bisa meningkatkan kesulitan jalur bersepeda di kesempatan selanjutnya.

Kamu pesepeda pemula, bacaan ini mungkin berguna untukmu: Cek di Sini Panduan Memilih dan Rekomendasi Roadbike untuk Pemula 

2. Atur jarak tempuh  

Selanjutnya, kamu bisa memilih seberapa jauh jarak yang akan ditempuh. Tentunya ini bisa dijawab dari poin sebelumnya, yaitu dari pengalaman bersepeda kamu. Unt 

uk newbie, jarak bersepeda 5 – 10 kilometer biasanya aman dijajal. Ingat, kamu selalu bisa berhenti sejenak jika merasa lelah ya.  

Cek juga jika jalur tersebut memutar atau memanjang dari titik awal. Jalur berputar seperti di Bintaro Loop misalnya, lebih memungkinkan bagi pesepeda untuk mengetes kemampuan jelajah kamu. Misalnya saat dua putaran terasa enteng, kamu bisa tambah jadi dua putaran lagi. Sebaliknya dengan jalur yang menjauh dari titik start, perhitungan harus dilakukan secara matang, untuk memastikan kamu masih punya energi untuk kembali ke titik start

Dalam pemilihan rute dan jarak, perlu dilakukan secara berkala dan bertahap. Hal ini akan meningkat seiring kekuatan tubuh kamu yang terbentuk dengan secara rutin atau semakin sering gowes.  

3. Lakukan observasi kondisi jalur 

Ada banyak hal yang perlu diperhitungkan dari kondisi jalur tersebut. Apakah jalur tersebut merupakan jalan beraspal, bagaimana lalu lintasnya? Jalur beraspal atau berpermukaan rata dan mulus sudah tentu lebih ramah bagi si newbie. Lagipula, kondisi jalan ini nggak memerlukan jenis ban khusus. Lain halnya dengan jalur berbatu, sebaiknya dilalui menggunakan sepeda gunung (trail, cross-country atau all mountain bike).  

Terus, cek juga lalu lintasnya ya. Biasanya kondisi lalu lintas akan berubah-ubah tergantung lokasi dan waktu. Akan tetapi, ada juga jalur yang selalu ramai nggak kenal waktu. Semakin ramai kondisi lalu lintasnya, semakin kamu perlu memiliki skill bersepeda yang mencukupi, supaya lebih mahir bermanuver di jalan raya. 

Last but not least, cek juga elevation gain di jalur tersebut. Apakah jalurnya menanjak curam? Atau justru menurun curam? Ada juga jalur yang menanjak tipis-tipis, tapi menanjak terus sepanjang jalannya. Ini jelas perlu kekuatan kaki dan jantung yang prima, ya. Kamu bisa mengecek kondisi jalur menggunakan aplikasi semacam Strava.  

Aplikasi ini nggak hanya bisa membantu kamu mencari rute, tapi juga membantu menemukan yang sesuai dengan kemampuan kamu.  

4. Pilih waktu yang pas 

Umumnya pagi dan sore hari adalah puncak kepadatan lalu lintas di jalan raya. Minggu pagi adalah waktu dimana sebagian besar jalan raya jadi lebih lengang sehingga sangat ideal untuk berolahraga di jalan raya.  

Jika waktu tersebut tidak memungkinkan, pilihlah jalur khusus bersepeda yang biasanya tersedia di fasilitas olahraga umum. Misalnya, jalur memutar di Monas, Jakarta Pusat, atau di Senayan.  

5. Perhatikan Keamanan di Jalan 

Setelah menjawab dan menentukan faktor-faktor di atas, kamu juga perlu tahu standar safety riding untuk bersepeda di jalur umum yang ramai. Ya, memilih jalur yang aman aja nggak cukup menjamin kamu bisa aman bersepeda. Ini beberapa aturan yang bisa kamu terapkan ya.

  1. Ikuti aturan lalu lintas yang berlaku
    Penting banget nih. Walaupun kamu menggunakan sepeda yang nggak bermesin, menaati peraturan lalu lintas itu wajib hukumnya. Lampu lalu lintas juga berlaku bagi pengguna jalan yang bersepeda.

    Saat tersedia jalur khusus sepeda, kamu seharusnya bersepeda di jalur tersebut. Jika tidak tersedia, pada dasarnya kamu bisa bersepeda di trotoar yang lebarnya 2 meter lebih. Meski begitu, kamu tetap harus mengalah dengan pejalan kaki dan pengguna jalan difabel.  
  1. Perlihatkan diri kamu
    Selanjutnya, sebagai pengguna jalan yang paling rentan, buat diri kamu terlihat dan mudah pergerakan kamu mudah ditebak. Lakukan semua manuver dengan terlebih dahulu membuat aba-aba, misalnya lambaikan tangan kanan jika ingin bergerak atau belok ke arah kanan. Angkat tangan kamu ke atas saat akan menepi dan berhenti. Gunakan pakaian dan aksesori yang membuat kamu “mencolok” di tengah jalanan yang ramai. Lengkapi sepeda dengan lampu dan reflektor.

    Lalu bagaimana saat hujan? Mungkin kamu nggak masalah bersepeda di tengah hujan, tetapi keamanan tetap harus diperhatikan ya. Saat basah, jalur bersepeda dari aspal akan lebih licin. Selain itu, akan lebih sulit bagi pengendara mobil untuk melihat jalan dan pesepeda yang berbagi jalan dengannya. Jadi pastikan kamu terlihat jelas ya, nyalakan lampu dan lebih berhati-hati dengan kondisi jalanan.  
  1. Hindari distraksi dari gawai
    Teknologi memang membuat bersepeda jadi lebih nyaman dan seru, tapi pastikan konsentrasi kamu tetap fokus ke kondisi jalanan dan kondisi diri ya. Strava, GoPro, GPS, handphone yang dikenakan bisa mencuri perhatian kamu dari jalanan. Jadi, kenakan secara bijak. Cek kondisi jalur sebelum kamu melaju dengan sepeda kamu, jangan di tengah-tengah jalan. Berhenti ke tepi jalan yang aman jika memang harus menerima telepon penting atau membaca pesan.

Dengan melakukan perencanaan jalur bersepeda yang aman dan sesuai dengan kemampuan, bersepeda akan lebih aman dan bermanfaat untuk kesehatan kamu. Jadi bagaimana, sudah siap bawa sepeda kamu mengaspal weekend ini?

Setelah mantap dengan perencanaan rute bersepeda, jangan lupakan bahwa kamu juga perlu proteksi dari kecelakaan. Asuransi Kecelakaan Diri dari Roojai Indonesia, secara spesifik juga memberikan beberapa perlindungan tambahan atas risiko kecelakaan dari berkendara roda dua, maupun risiko kecelakaan akibat olahraga ekstrim. Hubungi kami di (021) 5089 0822 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang proteksi ini.

Priscilla Lulianne

Ditulis oleh

Priscilla Lulianne

Head of Contact Center

Priscilla merupakan lulusan Universitas Prof. Dr. Moestopo yang sudah menjadi seorang profesional Customer/Partnership dan Contact Center Relationship Management selama 18 tahun. Priscilla memiliki sertifikasi AAUI dan berpengalaman bekerja dibidang asuransi selama 18 tahun. Sebagai Head of Contact Center, penting bagi Pricilla untuk menjaga kesehatan. Karena itu, Priscilla senang menerapkan gaya hidup sehat. Saat ini Pricilla senang berbagi informasi mengenai asuransi dan lifestyle.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang

Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!