Kondisi miom atau adanya tumor jinak di dalam rahim memang kerap mengkhawatirkan. Nggak cuma mengganggu siklus menstruasi, kehadiran miom juga bahkan bisa mengganggu kemungkinan kamu untuk memiliki anak di masa depan.
Tapi apakah benar miom harus segera dioperasi? Tergantung dari kondisi miom yang diidap seseorang, selain operasi ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan untuk mengatasi miom. Apa saja pilihan prosedurnya dan bagaimana risiko dari setiap tindakan?
Kapan miom harus dioperasi?
Termasuk ke dalam kategori tumor jinak, ukuran miom bervariasi dari yang sebesar kacang sampai buah melon. Pertumbuhan miom juga berbeda-beda, ada yang lambat dan ada juga yang cenderung cepat.
Nah, ternyata nggak semua miom harus dioperasi. Apakah miom harus dioperasi atau nggak baru bisa diputuskan setelah dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi miom tersebut. Beberapa kondisi yang menyebabkan miom perlu dioperasi adalah:
- Ukuran miom cukup signifikan sehingga terlihat dari bentuk perut yang berubah
- Perut bagian bawah terasa nyeri atau terasa seperti ditekan
- Perdarahan mens yang berat
- Periode mens berlangsung lebih dari seminggu
- Rasa nyeri saat berhubungan seksual
- Sulit hamil
Pada ibu hamil, keberadaan miom juga bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, misalnya solusio plasenta, bayi lahir prematur, bahkan keguguran. Ibu hamil yang memiliki miom, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk menentukan penanganan yang tepat.
Waspada, perdarahan di luar jadwal mens juga bisa menandakan adanya gangguan pada sistem reproduksi lain, misalnya kanker serviks. Simak 5 Pertanyaan tentang Kanker Serviks Berikut Ini!
Penanganan miom tanpa operasi
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan opsi penanganan. Pilihannya pun nggak harus selalu dioperasi, ada beberapa tindakan non bedah lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi miom.
Beberapa tindakan non bedah yang bisa dilakukan adalah terapi obat. Misalnya dengan memberikan obat jenis ibuprofen untuk membantu mengatasi rasa nyeri.
Terapi hormon juga umum disarankan untuk membantu mengurangi ukuran miom. Walaupun dengan cara ini, nggak tertutup kemungkinan miom bisa tumbuh kembali. Begitu juga dengan pemberian pil KB atau injeksi progesteron, bisa diberikan untuk memperkecil ukuran miom.
Untuk pengidap miom yang usianya sudah menjelang menopause atau dalam masa perimenopause, dokter bisa menyarankan untuk menunggu sambil memonitor kondisi miom. Sebab ada kemungkinan ukuran miom mengecil setelah kamu memasuki masa menopause.
Operasi miom
Operasi untuk mengangkat miom, yaitu miomektomi, histerektomi, ataupun melalui ablasi radioterapi bisa dilakukan kalau pilihan-pilihan nonbedah dinilai nggak efektif. Supaya lebih tahu apa saja opsi bedah ini, yuk kita simak satu-satu.
Miomektomi
Disebut juga myomectomi bisa dibilang sebagai opsi yang paling minim risiko. Prosedur ini dapat mengangkat miom tanpa merusak jaringan rahim, sehingga disarankan bagi perempuan yang ingin atau berencana untuk hamil. Akan tetapi, kalau jaringan miom sudah terikat terlalu erat dengan jaringan dinding-dinding rahim, maka jika hamil ia akan disarankan untuk melahirkan secara caesar.
Myomectomy bisa dilakukan dengan beberapa cara:
- Laparoskopi adalah tipe pembedahan melalui dua sayatan kecil di perut untuk memasukkan alat khusus, yaitu kamera untuk melihat bagian dalam rahim dan alat potong untuk melepaskan miom. Proses ini memerlukan bius total dan waktu inap kurang lebih dua hari di rumah sakit. Tipe pembedahan ini hanya bisa dilakukan pada miom berukuran kecil juga tipe dan lokasi miom tertentu.
- Histeroskopi biasanya dilakukan pada miom yang ukurannya kecil dan jumlahnya sedikit. Pada prosedur bedah ini dokter akan memasukkan selang elastis yang dilengkapi kamera dan lampu kecil melalui lubang vagina untuk mendeteksi miom dan kemudian memotong atau menghancurkannya.
- Miomektomi abdominal adalah tipe bedah laparatomi yaitu bedah dengan membuat sayatan di bagian bawah perut untuk mengangkat miom berukuran besar. Pasien perlu menjalani rawat inap selama 2-3 hari dengan proses pemulihan selama sekitar 2 sampai 6 minggu.
Histerektomi
Operasi ini adalah tindakan untuk mengangkat rahim secara keseluruhan. Sebab itu, operasi miom ini lebih disarankan bagi mereka yang memiliki miom berukuran besar dan tidak punya rencana untuk hamil.
Histerektomi dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung dari ukuran miom. Kalau miomnya besar, histerektomi dilakukan dengan cara membuat sayatan di perut untuk mengangkat rahim. Kalau ukuran miom kecil, dokter bisa meraih rahim melalui vagina, sehingga pengangkatan rahim dilakukan tanpa sayatan di perut. Pada beberapa kasus, histerektomi juga bisa dilakukan dengan laparoskopi.
Histerektomi adalah tindakan bedah besar. Walaupun aman, ada beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Diskusikan hal ini dengan dokter kamu sebelum memutuskan untuk melakukannya, ya. Salah satu risikonya adalah perempuan yang menjalani histerektomi akan mengalami menopause dini bila indung telurnya juga ikut diangkat.
Ablasi endometrium
Operasi miom ini dilakukan untuk menghancurkan lapisan endometrium, atau lapisan dinding rahim. Tindakan ini biasanya dipakai untuk mengatasi perdarahan yang berat dan menghancurkan miom-miom berukuran kecil.
Tindakan ini dilakukan untuk menghancurkan lapisan rahim dan mengatasi perdarahan menstruasi berlebih akibat miom. Tergolong tindakan medis minor atau ringan, ablasi endometrium bisa dilakukan tanpa rawat inap, di ruang pemeriksaan dokter.
Ablasi endometrium dapat secara signifikan mengurangi jumlah darah menstruasi, namun sayangnya juga menurunkan kemungkinan untuk hamil.
Dilansir dari situs Verywellhealth, beberapa hal yang perlu diperhatikan dari prosedur ini adalah:
- total waktu pemulihan adalah sekitar dua hari
- dapat meningkatkan risiko komplikasi (misalnya keguguran atau kehamilan di luar rahim) kalau terjadi kehamilan
- mereka yang memilih prosedur ini perlu melakukan usaha untuk mencegah kehamilan
- kesulitan atau menghambat diagnosa kanker rahim di kemudian hari
- mereka yang sudah menjalani prosedur ini disarankan untuk melakukan pap smear dan pemeriksaan dalam secara rutin
Bicara soal operasi, infeksi usus buntu jadi salah satu kasus penyebab operasi di bagian perut. Bagaimana operasi usus buntu dilakukan? Bagaimana efek samping dan tips pemulihannya?
Berapa perkiraan biayanya?
Ukuran, jenis dan lokasi miom yang berbeda-beda akan menentukan kerumitan operasi miom yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu, harga operasi miom bisa berbeda-beda.
Dari beberapa operasi miom yang sudah dijelaskan di atas, histerektomi merupakan tindakan yang paling rumit dan paling mahal dibanding operasi miom yang lain.
Kabar baiknya adalah, operasi miom merupakan salah satu operasi yang ditanggung oleh BPJS secara menyeluruh. Nggak hanya tindakan operasinya saja yang ditanggung, tetapi juga biaya rawat inap yang biasanya diperlukan selama masa pemulihan.
Walaupun sudah ditanggung, ada kemungkinan kamu masih memerlukan biaya untuk hal-hal lain, misalnya membeli obat-obatan yang nggak ditanggung, biaya transportasi selama pemeriksaan pasca operasi, maupun pemasukan yang hilang akibat dirawat di rumah sakit.
Asuransi Hospital Cash Plan dari Roojai bisa membantu kamu mengurangi risiko finansial karena dirawat di rumah sakit. Nggak usah pusing soal biaya karena kamu bisa menyesuaikan besar santunan rawat inap yang diperlukan dan mengatur paket asuransi sesuai dengan budget kamu. Kalau dirasa perlu, kamu juga bisa memilih proteksi tambahan seperti santunan biaya operasi, intensive care dan perawatan lanjutan.
Roojai Indonesia juga memiliki Asuransi Penyakit Kritis (Critical Illness Insurance) yang memberikan perlindungan finansial apabila kamu didiagnosa dengan penyakit kritis. Penyakit Kanker merupakan salah satu penyakit yang di-cover dalam proteksi Critical Illness, pelajari lebih jauh detil proteksi Asuransi Penyakit Kanker ini.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: