Mana yang lebih baik, kartu kredit atau tunai? Pertanyaan ini bisa punya jawaban yang berbeda-beda, tergantung kepada siapa kamu menanyakannya. Masing-masing jenis pembayaran punya pro dan kontra tersendiri.
Konten
Tunai vs. Kredit
Jadi, Yang seperti apakah hal-hal yang sebaiknya tidak dibeli dengan kredit dan hal-hal yang dapat dibeli dengan kredit? Dalam beberapa kasus, merchant bisa menentukan jenis pembayaran yang mereka terima. Misalnya, kios pasar tradisional lebih banyak yang menerima tunai. Tapi waktu kamu punya dua opsi antara tunai dan kartu kredit, maka ada beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan.
Kapan bisa pakai kartu kredit?
Dengan segala kemudahan dan reward yang ditawarkan, menggunakan kartu kredit bisa jadi pilihan finansial yang aman. Dengan kartu kredit, ada beberapa keuntungan yang nggak bisa kamu peroleh dari pembayaran tunai atau kartu debit.
Tapi menggunakan kartu kredit juga harus disertai dengan tanggung-jawab. Kemudahan pembayaran dan keberadaan dana dengan batas yang cukup besar, potensial bikin kamu kebablasan. Pertanyaannya adalah, apakah kamu memakai kartu kredit sebagai tambahan penghasilan atau sekadar untuk memperoleh diskon/reward dari penyedia kartu kredit?
Jika sekadar mendapat reward dan diskon, kartu kredit bisa digunakan. Misalnya, ada kartu kredit yang memberikan reward poin 2x lipat untuk pembelanjaan di merchant tertentu. Jika dikumpulkan, poin tersebut bisa di-redeem dengan voucher pembelanjaan dengan jumlah yang lumayan. Tentu saja dalam hal ini pengguna diuntungkan.
Kartu kredit juga menawarkan keuntungan dalam hal keamanan dan proteksi. Saat berpergian ke luar negeri, penggunaan kartu kredit lebih aman karena juga memberikan proteksi dari pencurian identitas. Selain itu, lembar tagihan yang kamu terima, bisa dijadikan alat untuk melacak pengeluaran bulanan kamu.
Tapi kartu kredit bukan untuk semua orang
Pada akhirnya, tipe pembayaran yang kamu pilih apakah itu kartu kredit atau tunai, semua sangat tergantung dari bagaimana kamu secara individu. Kebijakan dan tanggung jawab finansial adalah kuncinya. Sebelum melakukan pembelian dengan kartu kredit, selalu pertimbangkan apakah kamu mampu untuk membayarnya atau nggak.
Kartu kredit memang bukan untuk semua orang. Kartu kredit hanya akan bermanfaat di tangan orang yang bisa mengatur keuangannya dengan baik, memiliki hubungan yang sehat dengan uang, dan punya kemampuan untuk menahan diri dalam berbelanja.
Kalau kamu belum yakin sanggup mengelola keuangan dengan baik dan disiplin, ada baiknya kamu coba pelajari informasi yang berikut: Menuju Kebebasan Finansial dengan Terapkan Gaya Hidup Frugal.
Kapan sebaiknya membayar tunai?
Pembayaran tunai merupakan tipe pembayaran tradisional yang sudah ada sejak dulu. Di zaman cashless sekarang ini, pembelian secara tunai jadi terkesan rumit. Hari gini, siapa sih yang masih pegang uang receh dan tagihan di dompet?
Pengertian tunai saat ini sudah bergeser ke pembayaran elektronik dan debit. E-money maupun transaksi melalui QRIS kini jadi pilihan yang lebih memudahkan dan super praktis. Selain tanpa biaya tambahan, kamu hanya perlu membuka smartphone kamu dan melakukan transaksi dari sana.
Tapi untuk bisa melakukannya, kamu harus punya rekening di bank. Sementara untuk punya dompet digital seperti go-pay atau OVO, ada proses pembuatan yang biasanya dilakukan melalui verifikasi nomor telepon, KTP, dan beberapa juga menerapkan verifikasi wajah.
Pembayaran tunai dengan uang juga punya risiko. Misalnya kamu harus bolak-balik ke ATM untuk mengambil uang. Saat uang nggak ada, kamu nggak bisa berkutik. Selain itu juga ada risiko kehilangan uang kalau dompet hilang. Sementara untuk kartu e-money, bisa saja hilang atau rusak. Jadi sebaiknya, sisakan uang tunai sedikit saja di kartu debit atau dompet kamu.
Kalau kamu bayar kebutuhan sehari-hari pakai kartu kredit, lakukan hal ini…
Kalau kamu menggunakan kartu kredit untuk membeli semua kebutuhan kamu, pastikan kalau limit dalam kartu kredit tersebut mencukupi. Terlalu sering melewati batas yang sudah ditentukan bisa berimplikasi pada skor kredit yang kurang baik. Pada akhirnya, skor ini bisa mengurangi reputasi kamu dan mempengaruhi proses pengajuan kredit.
Nilai ini akan dilihat setiap kali kamu mengajukan kredit, misalnya untuk membeli rumah atau mobil yang notabene memerlukan dana besar. Jangan sampai, gara-gara nggak aware dengan kredit limit kamu, skor kredit kamu jadi nggak bagus yang akhirnya membuat kamu nggak bisa membeli kebutuhan esensial.
Jangan juga melewati batas waktu pembayaran yang sudah ditentukan. Selain mempengaruhi skor kredit kamu hal ini juga bisa berujung pada denda.
Oleh sebab itu, pastikan kamu berkomitmen untuk membayar tagihan secara penuh dan tepat waktu setiap bulannya. Kalau nggak, bunga dari sisa tagihan akan terus menumpuk dan malah bisa jadi beban. Begitu juga kalau kamu sampai telat bayar, ada denda yang akan ditambahkan ke tagihan bulan depan.
Kamu sudah berkeluarga dan memiliki buah hati? Baca dulu artikel ini untuk Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan dengan 8 Prinsip Penting.
Denda keterlambatan pembayaran kartu kredit dapat dikenakan paling banyak 3 persen dari total tagihan dan tidak lebih 150 ribu rupiah. Jadi misalkan perhitungan 3 persen dari total tagihan kamu melebihi 150 ribu rupiah, maka nilai denda yang dapat dikenakan ke kamu adalah paling banyak Rp150.000.
Jadi pada dasarnya selama kamu membayar penuh tagihan kartu kredit dan mampu membayar sebelum jatuh tempo, kamu bisa menggunakan kartu kredit untuk membeli apa pun itu.
Kesimpulan
Pada akhirnya, baik kartu kredit maupun tunai, nggak bisa dihindari sama sekali. Keduanya memiliki keuntungan masing-masing. Meski kartu kredit memberikan rasa aman, banyak orang lebih memilih pembayaran tunai karena dirasa bisa menjaga kedisiplinan pembelian. Jadi, evaluasi kebutuhan kamu dan pilihlah mana yang paling cocok dengan gaya hidup kamu.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: