Risk Based Capital atau RBC adalah sebuah metode untuk menghitung kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Otoritas Jasa Keuangan sudah mengatur besaran RBC minimal dari setiap perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia melalui POJK Nomor 71/POJK.05/2016.
Dalam aturan tersebut, angka minimum untuk Risk Based Capital perusahaan asuransi yang sehat adalah 120 persen. Artinya, perusahaan asuransi wajib punya aset bebas minimal sebesar 120% dari risiko yang akan mereka hadapi.
Sebelum membeli asuransi baik itu asuransi kesehatan, asuransi mobil, atau asuransi jiwa, sangat penting mengetahui RBC perusahaan asuransi tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko yang mungkin saja merugikan nasabah seperti kasus gagal bayar atau ketidakmampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajibannya.
Untuk lebih memahami terkait RBC pada perusahaan asuransi, berikut ini beberapa penjelasannya untuk kamu.
Konten
Pengertian Risk Based Capital (RBC)
Risk Based Capital adalah sebuah metode perhitungan untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Nilai RBC didapatkan dengan cara menghitung tingkat solvabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajibannya, seperti pembayaran klaim hingga membayar utang dengan aset-asetnya.
Secara umum, semakin besar nilai RBC sebuah perusahaan asuransi maka semakin baik. Nasabah bisa yakin bahwa kondisi keuangan perusahaan tersebut sehat dan aman. Selain menentukan batas RBC yang perusahaan asuransi harus penuhi, OJK juga meminta mereka untuk melaporkan kondisi keuangannya secara berkala.
Manfaat Risk Based Capital
Selain untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi, risk based capital asuransi juga memiliki manfaat lainnya, seperti:
- Untuk menentukan adanya risiko perusahaan mengalami pailit.
- Untuk mencegah berbagai masalah keuangan yang bisa terjadi di masa depan seperti gagal bayar atau perusahaan asuransi tidak bisa memenuhi kewajiban pembayaran klaim.
- Untuk mengetahui kebutuhan modal perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajibannya atas risiko yang mungkin saja terjadi.
- Membantu pemerintah dalam mengetahui nilai aktual ekuitas.
- Untuk memberitahu nasabah kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi, sehingga nasabah bisa percaya dan membeli produk asuransi tersebut.
Data terkait Risk Based Capital biasanya dapat kamu akses secara transparan di laman website masing-masing perusahaan asuransi. Kamu juga sekaligus bisa melihat laporan keuangan perusahaan asuransi tersebut.
Cara Menghitung RBC Asuransi
Kamu sudah memahami apa itu risk based capital dan manfaatnya, lalu bagaimana cara menghitung risk based capital? Sederhananya, rumus risk based capital adalah aset perusahaan / Total klaim yang harus ditanggung. Artinya, jika perusahaan asuransi punya RBC 200%, itu berarti perusahaan memiliki 2x aset dari total semua klaim yang harus mereka tanggung.
Dalam implementasinya, ada empat metode untuk menghitung RBC sesuai dengan SK DJLK Nomor 5314/LK/1999. Berikut ini penjelasannya.
1. Schedule A-Asset Default
Cara pertama menghitung RBC adalah dengan menggunakan metode Schedule A-Asset Default. Cara ini digunakan untuk mengetahui modal yang diperlukan perusahaan asuransi dalam mencegah risiko penurunan nilai kekayaan.
2. Schedule B-Currency Mismatch
Cara perhitungan ini digunakan untuk mengetahui modal yang dibutuhkan perusahaan asuransi dalam mencegah risiko terjadinya fluktuasi pada jenis mata uang yang membuat perusahaan harus menanggung kewajiban dalam jumlah yang lebih banyak.
Perhitungan ini digunakan pada perusahaan asuransi yang kekayaannya adalah mata uang asing.
3. Schedule C-Claim Experience Worse than Expected
Cara ini digunakan untuk menghitung modal yang dibutuhkan perusahaan asuransi untuk mencegah risiko adanya perbedaan jumlah klaim yang sudah diperkirakan dengan jumlah klaim yang kamu ajukan.
4. Schedule D-Reinsurance Risk
Cara keempat ini digunakan untuk menghitung berapa modal yang dibutuhkan perusahaan asuransi untuk mencegah adanya risiko masalah keuangan yang membuat perusahaan asuransi tidak mampu membayar kewajibannya dalam pembayaran klaim.
Risk-Based Capital vs. Fixed-Capital Standards
Selain RBC ada pula metode lain untuk memastikan perusahaan asuransi dalam kondisi sehat, misalnya standar modal tetap atau fixed-capital standards. Baik RBC maupun fixed-capital standards, sama-sama berfungsi untuk melindungi perusahaan dari kebangkrutan.
Perbedaanya, dalam standar modal tetap, perusahaan harus memiliki jumlah uang yang sama dalam cadangan mereka, sedangkan jika menggunakan RBC dapat lebih fleksibel karena berdasarkan tingkat risikonya.
Menurut Investopedia, perusahaan asuransi mulai menggunakan modal modal berbasis risiko sebagai pengganti standar modal tetap pada tahun 1990-an. Kondisi ini terjadi setelah banyaknya perusahaan asuransi yang mengalami kebangkrutan pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Tips Memilih Perusahaan Asuransi
Sebelum memilih perusahaan asuransi, ada banyak hal yang wajib kamu pertimbangkan. Bukan saja melihat manfaat pertanggungan tetapi juga melihat laporan keuangannya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko apabila nanti perusahaan asuransi tiba-tiba mengalami pailit dan gagal bayar. Yuk, simak beberapa tips memilih perusahaan asuransi berikut ini.
1. Cek izin usaha
Sebelum membeli produk asuransi, pastikan kamu sudah mengecek legalitas perusahaan asuransi tersebut, apakah sudah legal dan ada izin dari OJK atau belum.
Apabila belum, kamu wajib curiga dan sebaiknya memilih perusahaan asuransi lain yang aman dan sudah pasti memiliki izin dari OJK.
2. Cek laporan keuangan
Hal penting yang harus kamu lakukan adalah mengecek laporan keuangan perusahaan tersebut. Cek apakah Risk Based Capital atau RBC perusahaan tersebut tinggi atau tidak. Apabila nilainya tinggi dan di atas 120%, maka dipastikan apabila kesehatan keuangan perusahaan tersebut aman.
Kamu bisa mengecek laporan keuangan dan tingkat RBC di laman website perusahaan asuransi tersebut.
3. Cek track record
Sebaiknya, kamu juga mulai mengecek track record pada perusahaan asuransi tersebut. Kamu bisa mengecek review perusahaan tersebut, apakah aman atau pernah mengalami masalah.
Kamu bisa memanfaatkan platform media sosial apapun untuk mengetahui apakah perusahaan asuransi tersebut pernah mengalami masalah yang merugikan nasabah dan bagaimana cara penyelesaian masalahnya.
Apabila responsif dan solutif, maka perusahaan asuransi tersebut wajib masuk ke dalam list perusahaan asuransi yang bisa kamu pilih.
4. Jaringan yang luas
Selain memeriksa kondisi keuangan, kamu wajib mengetahui manfaat apa saja yang kamu dapatkan. Pastikan jaringan asuransi tersebut meliputi jaringan rumah sakit atau bengkel luas, ya.
Sehingga, saat kamu ada masalah misalnya dengan kesehatan atau kerusakan mobil, kamu tidak kesulitan menemukan rumah sakit atau bengkel rekanan asuransi tersebut.
Pastikan juga perusahaan asuransi yang akan kamu pilih memiliki kantor cabang di dekat rumahmu. Jadi, apabila ada masalah-masalah lain, kamu bisa langsung datang ke perusahaan asuransi tersebut.
Perusahaan Asuransi dengan RBC Tinggi
Berikut perusahaan asuransi umum dengan tingkat RBC tertinggi berdasarkan informasi dari dataindonesia.id Indonesia per Agustus 2023. Dengan data ini, kamu bisa memperkirakan perusahaan asuransi mana yang akan kamu pilih nantinya.
Perusahaan Asuransi | RBC (Agustus 2023) |
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk | 683,96% |
PT Victoria Insurance Tbk | 629% |
PT Asuransi Jasa Tania Tbk | 589,31% |
PT Chubb General Insurance Indonesia | 588% |
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk | 558,47% |
PT Meritz Korindo Insurance | 556,66% |
PT Asuransi Candi Utama | 544,43% |
PT Asuransi Samsung Tugu | 496% |
Sebelumnya
7 Prinsip Asuransi dan Mekanisme KerjanyaDapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: