Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan kimia kuat untuk membunuh sel kanker dengan cepat. Tidak bisa dipungkiri, kanker adalah penyebab kematian nomor dua tertinggi di dunia. WHO menyebutkan hampir 10 juta kematian di dunia akibat kanker pada tahun 2020. Diketahui ada lima kanker yang menjadi penyebab utamanya. Mulai dari kanker paru-paru, usus besar dan rektrum, hati, lambung, dan kanker payudara. Kemoterapi sering digunakan sebagai pengobatan utama maupun sebagai kombinasi terapi lain. Lalu, berapakah biaya kemoterapi tersebut?
Dilansir dari situs RSK Dharmais sebagai salah satu penyedia layanan kemoterapi bagi pasien kanker, biaya untuk satu tahap kemoterapi adalah berkisar Rp20.000.000. Pasien kanker biasanya akan menjalani sekitar 6 tahap kemoterapi. Sehingga total biaya yang perlu dikeluarkan pasien adalah sekitar Rp120.000.000. Namun, sebenarnya biaya kemoterapi dapat bervariasi tergantung berbagai faktor. Seperti jenis kanker, stadium kanker, jenis obat yang digunakan, frekuensi dan durasi perawatan, serta lokasi dan fasilitas medis yang digunakan.
Di Indonesia sendiri kasus kanker tercatat mencapai 396.914 pada tahun 2020 dengan total kematian di angka 234.511 kasus. Ketahui 5 jenis kanker yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia.
Ketahui selengkapnya biaya, prosedur pengobatan, resiko, dan efek samping dari metode pengobatan kanker satu ini.
Konten
Rincian Biaya Kemoterapi
Kemoterapi dapat secara efektif menghancurkan sel-sel kanker yang tumbuh dan berkembang dengan cepat. Ini membantu mengurangi ukuran tumor, menghentikan penyebaran kanker, dan mengurangi risiko kekambuhan. Namun, tidak dipungkiri jika biaya pengobatan kanker satu ini terbilang cukup mahal. Berikut adalah rincian biaya kemoterapi secara umum:
1. Konsultasi dokter
Biaya konsultasi awal dengan ahli onkologi bisa berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1.500.000 per kunjungan.
2. Tes diagnostik
Sebelum kemoterapi dimulai, berbagai tes diagnostik seperti tes darah, pemindaian CT, atau MRI mungkin diperlukan. Biaya tes ini dapat berkisar antara Rp1.000.000 hingga Rp10.000.000 tergantung pada jenis dan jumlah tes yang diperlukan.
3. Obat kemoterapi
Biaya obat kemoterapi sangat bervariasi tergantung pada jenis obat dan dosis yang diperlukan. Biaya obat kemoterapi dapat berkisar antara Rp500.000 hingga Rp10.000.000 atau lebih per siklus.
4. Administrasi dan perawatan
Biaya administrasi kemoterapi, termasuk biaya untuk perawat dan penggunaan fasilitas medis, dapat berkisar antara Rp1.000.000 hingga Rp5.000.000 per sesi.
5. Rawat inap atau rawat jalan
Jika kemoterapi memerlukan rawat inap, biaya tambahan untuk kamar rumah sakit dan perawatan bisa sangat tinggi, mulai dari Rp1.000.000 hingga Rp5.000.000 per hari.
6. Biaya tambahan
Termasuk biaya untuk obat tambahan, perawatan paliatif, dan konsultasi lanjutan. Biaya ini bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan pasien.
Secara keseluruhan, total biaya kemoterapi per siklus bisa berkisar antara Rp5.000.000 hingga Rp50.000.000 atau lebih, tergantung pada berbagai faktor yang telah disebutkan di atas.
Prosedur Pemberian Kemoterapi
Pemberian kemoterapi melibatkan beberapa langkah penting, yang bertujuan untuk memastikan bahwa pengobatan berjalan efektif dan aman bagi pasien. Berikut adalah langkah-langkah dalam prosedur kemoterapi:
1. Konsultasi dan persiapan
Pasien akan berkonsultasi dengan dokter untuk membahas rencana pengobatan, termasuk jenis obat yang akan digunakan, dosis, dan durasi perawatan. Tes darah dan tes diagnostik lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kondisi pasien sebelum memulai kemoterapi. Dokter ataupun tenaga medis akan melihat beberapa hal ini:
- tipe kanker yang diidap
- stadium kanker
- kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan
- pengobatan kanker yang pernah diterima sebelumnya
- tujuan pengobatan dan preferensi pasien.
2. Pemberian obat
Kemoterapi dapat diberikan melalui beberapa cara, termasuk:
- Intravena, obat diberikan langsung ke dalam pembuluh darah melalui infus.
- Oral, obat dalam bentuk pil atau kapsul yang diminum.
- Injeksi, disuntikkan langsung ke dalam otot atau kulit.
- Krim kemoterapi. Obat dalam bentuk krim atau gel yang bisa diaplikasikan atau dioles ke kulit bisa mengobati beberapa jenis kanker kulit.
- Intraperitoneal, digunakan untuk mengobati satu area tubuh. Obat diberikan langsung ke dalam rongga perut, dada, atau sistem saraf pusat. Obat kemoterapi juga bisa diberikan melalui uretra ke kandung kemih.
- Kemoterapi yang diberikan langsung ke kanker. Obat kemoterapi bisa diberikan langsung ke kanker atau, setelah operasi, area bekas kanker.
3. Frekuensi dan durasi pengobatan
Kemoterapi biasanya diberikan dalam siklus, yang berarti ada periode perawatan diikuti oleh periode istirahat. Dokter akan menentukan seberapa sering pengobatan kemoterapi tersebut akan dilakukan.
Keputusan tersebut didasari pada jenis obat yang diberikan, karakteristik kanker, dan bagaimana tubuh pasien bisa pulih setiap selesai menerima pengobatan. Umumnya, siklus kemoterapi bisa berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Karena memakan waktu yang cukup lama, pengobatan ini berpotensial menguras isi kantong pasien. Inilah salah satu alasan kenapa kamu harus punya asuransi penyakit kritis, sebagai asuransi tambahan untuk melindungi finansialmu.
4. Pemantauan dan tindak lanjut
Selama dan setelah kemoterapi, pasien akan terus dipantau untuk menilai respons terhadap pengobatan dan menangani efek samping yang muncul. Tes darah dan pemeriksaan rutin akan dilakukan untuk memastikan kondisi pasien tetap stabil.
Apa Saja Fungsi Kemoterapi?
Ternyata kemoterapi bukan hanya untuk membunuh sel kanker aja, loh. Berikut ini beberapa fungsi kemoterapi bagi pasien kanker:
- Menangani kanker tanpa pengobatan lain. Pada beberapa pasien kanker, kemoterapi bisa digunakan sebagai pengobatan utama dan satu-satunya.
- Setelah pengobatan kanker, untuk membunuh sel kanker yang tersembunyi atau tersisa. Kemoterapi bisa digunakan bersamaan dengan pengobatan kanker lain, seperti tindakan operasi pengangkatan sel kanker, untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih tersisa di dalam tubuh pasien. Dalam dunia medis, terapi ini disebut sebagai terapi adjuvan atau tambahan.
- Persiapan pengobatan lain. Kemoterapi bisa digunakan untuk membuat ukuran tumor mengecil, sehingga pengobatan kanker lain seperti terapi radiasi dan operasi, menjadi dimungkinkan. Dokter menyebut terapi ini sebagai terapi neo-adjuvan.
- Untuk meringankan gejala. Kemoterapi juga bisa diterapkan untuk mengurangi gejala kanker dengan membunuh beberapa sel kanker. Dokter menyebut hal ini sebagai kemoterapi paliatif.
Kemoterapi juga kerap diterapkan pada kondisi selain kanker. Pengobatan kemoterapi terbukti bisa digunakan untuk kondisi seperti penyakit sumsum tulang yaitu sebagai persiapan transplantasi sumsum tulang. Atau juga pada penyakit kelainan sistem imun seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Pengobatan kanker paling efektif ketika dilakukan pada stadium dini. Oleh sebab itu, mengenali gejala kanker merupakan satu langkah penting. Selain itu, kamu juga perlu Waspada Tanda-tanda Kanker kalau Kamu Punya Kebiasaan Ini.
Walaupun kemoterapi menjadi pilihan yang efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker, pengobatan ini juga menyebabkan beberapa efek samping. Beberapa efek samping tersebut bersifat ringan dan mudah diatasi, namun ada juga yang bisa menyebabkan komplikasi serius.
Risiko dan Efek Samping Kemoterapi
Efek samping pengobatan kemoterapi bisa sangat signifikan dirasakan oleh pasien. Namun, setiap obat memberikan efek samping sendiri, dan nggak semua jenis obat menyebabkan efek samping yang sama. Untuk jelasnya, tenaga medis dapat menjelaskan efek samping dari pengobatan yang pasien terima.
Efek samping yang umum terjadi setelah pengobatan kemoterapi adalah:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Rambut rontok
- Kehilangan nafsu makan
- Lelah
- Demam
- Mulut kering dan perih
- Nyeri di seluruh tubuh
- Sembelit
- Mudah memar
- Perdarahan
Tapi nggak usah khawatir, kebanyakan efek samping tersebut bisa dicegah atau diatasi. Bahkan, sebagian besar efek samping akan menghilang setelah pengobatan selesai.
Di samping efek samping pasca kemoterapi di atas, ada juga efek samping yang dirasakan dalam jangka panjang. Pengobatan kemoterapi juga bisa menyebabkan efek samping yang baru terasa berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya. Beberapa efek samping tersebut adalah:
- Kerusakan jaringan paru-paru
- Masalah jantung
- Mandul
- Masalah ginjal
- Kerusakan saraf
- Risiko kanker kedua
Tenaga medis bisa menjelaskan apakah seorang pasien memiliki risiko untuk mengalami efek samping jangka panjang ini.
Sampai saat ini, penyebab kanker belum diketahui secara pasti. Selain faktor genetik, faktor gaya hidup juga punya andil. Tapi benarkah stres bisa menyebabkan kanker?
Apakah Kemoterapi Ditanggung BPJS?
Ya, biaya kemoterapi merupakan salah satu pengobatan yang bisa ditanggung oleh BPJS. Dengan memenuhi syarat yang ditentukan, pasien kanker bisa mendapat tanggungan biaya pengobatan, termasuk biaya kemoterapi.
Namun BPJS memiliki beberapa ketentuan dan prosedur yang harus diikuti oleh pasien. Pasien perlu mendapatkan rujukan dari dokter spesialis dan menjalani pemeriksaan serta pengobatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pastikan untuk selalu mengikuti prosedur yang ditetapkan agar seluruh biaya perawatan dapat ditanggung sepenuhnya oleh BPJS.
Tapi, BPJS tidak menanggung biaya lain yang harus dikeluarkan pasien. Ketika menjalani pengobatan kemoterapi, pasien harus bolak-balik ke rumah sakit. Belum lagi setelah menjalani pengobatan, pasien memerlukan waktu istirahat hingga badannya pulih kembali.Tentunya pengobatan ini akan sangat menguras kantong kamu.
Pentingnya Asuransi Penyakit Kritis Cover Risiko Kanker
Menghadapi risiko penyakit kritis seperti kanker memerlukan persiapan yang matang, termasuk dari segi finansial. Meskipun BPJS Kesehatan menanggung biaya pengobatan kanker, memiliki asuransi penyakit kritis tetap penting untuk memberikan perlindungan tambahan. Asuransi penyakit kritis dirancang khusus untuk memberikan manfaat finansial saat kamu didiagnosis dengan penyakit kritis, termasuk kanker.
Asuransi kanker Roojai hadir untuk membantu melindungi kamu dan keluarga dari risiko finansial akibat penyakit kanker. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika memiliki asuransi penyakit kritis dari Roojai:
1. Asuransi penyakit kritis Roojai memiliki perluasan perlindungan berbagai jenis penyakit kritis lainnya, tidak hanya kanker. Seperti asuransi penyakit jantung, paru-paru, ginjal, penyakit akibat gigitan nyamuk dan sebagainya. Sehingga memberikan perlindungan lebih komprehensif.
2. Memberikan manfaat tunai hingga 1 miliar yang bisa digunakan untuk kebutuhan lain, seperti biaya hidup sehari-hari, perawatan alternatif, atau sebagai pengganti penghasilan yang berkurang.
4. Dengan adanya asuransi penyakit kritis, kamu dapat mengurangi beban keuangan keluarga, sehingga bisa fokus pada pemulihan dan pengobatan.
Memiliki asuransi penyakit kritis adalah langkah bijak untuk memastikan kamu dan keluarga terlindungi dari risiko keuangan yang mungkin timbul akibat penyakit serius seperti kanker. Asuransi Roojai juga memberikan fleksibilitas dalam mengatur premi sesuai kebutuhan dan budget kamu. Tunggu apalagi? Kunjungi Roojai Indonesia sekarang.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: