Kanker kelenjar getah bening atau limfoma diawali dengan munculnya sel-sel abnormal di dalam sistem limfatik (sistem sirkulasi sekunder tubuh manusia). Kelenjar getah bening bertugas sebagai penghubung antara pembuluh limfa yang membawa cairan getah bening. Cairan ini mengandung sel darah putih jenis limfosit yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Kelenjar getah bening bertindak sebagai “saringan” dengan cara melawan zat-zat asing seperti sel kanker dan infeksi yang dibawa oleh cairan getah bening. Kelenjar getah bening atau nodus limfa terletak di banyak bagian tubuh, antara lain leher, ketiak, dada, perut, dan selangkangan. Ada ratusan jumlahnya di dalam tubuh manusia, terutama di lipatan-lipatan tubuh dan dekat organ-organ yang berbatasan dengan luar tubuh.
Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan, 2020), penyakit yang secara medis disebut dengan limfoma ini menempati urutan ke-7 terbanyak dari jenis kanker yang dialami oleh orang Indonesia (4,1 persen dari seluruh kasus kanker) dan urutan ke-9 dalam aspek jenis kanker yang menyebabkan kematian (3,8 persen dari seluruh kasus pasien meninggal). Para dokter di dunia masih belum tahu penyebab pasti dari penyakit ini.
Artikel ini akan membahas apa saja yang gejala-gejala kanker kelenjar getah bening yang mungkin saja belum banyak diketahui masyarakat. Yuk, lanjut baca untuk menambah pengetahuan kamu.
Konten
Fungsi kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem limfatik yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem limfatik mengumpulkan cairan yang berada di luar aliran darah. Cairan yang disebut getah bening ini bisa saja mengandung zat yang berbahaya, seperti bakteri dan virus. Namun, cairan getah bening mampu melawan infeksi karena mengandung sel darah putih (limfosit). Selain itu, seperti sistem sirkulasi primer (sistem pembuluh darah), cairan getah bening juga membawa oksigen dan nutrisi lainnya ke seluruh tubuh.
Melansir cancer.org, ada 2 jenis utama limfosit:
- Limfosit B (sel B): Sel B membuat protein atau antibodi untuk membantu melindungi tubuh dari kuman (bakteri dan virus).
- Limfosit T (sel T): Beberapa sel T menghancurkan kuman atau sel abnormal dalam tubuh, sedangkan sel T lainnya membantu meningkatkan atau memperlambat aktivitas sel sistem kekebalan lainnya.
Pembuluh getah bening membawa cairan getah bening yang mengandung limfosit tersebut melewati kelenjar getah bening. Kelenjar ini berfungsi sebagai penyaring karena mengandung sel kekebalan yang mampu menyerang zat berbahaya dan mencegahnya menyebar ke seluruh tubuh. Kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh, termasuk di bawah lengan, di leher, dan di selangkangan. Setelah disaring, pembuluh getah bening membawa seluruh cairan getah bening ke dada, untuk dikumpulkan menuju pembuluh darah besar.
Cairan getah bening dari jari, sebagai contoh, mengalir menuju dada dan bergabung dengan cairan dari lengan. Cairan ini disaring melalui kelenjar getah bening di siku atau di bawah lengan. Cairan dari kepala, kulit kepala, dan wajah mengalir ke kelenjar getah bening di leher. Beberapa kelenjar getah bening berada jauh di dalam tubuh, seperti di antara paru-paru atau di sekitar usus, karena bertugas untuk menyaring cairan di area organ tersebut.
Penyebab kanker kelenjar getah bening
Ada banyak mitos populer tentang penyebab kanker, tetapi penyebab terjadinya kanker kelenjar getah bening (limfoma) adalah karena sel darah putih atau limfosit menjadi sel-sel abnormal atau mengalami mutasi genetik. Sel-sel abnormal ini berkembang biak secara tidak terkendali. Mutasi genetik memungkinkan sel-sel tersebut terus hidup dan membelah diri, tidak seperti sel-sel normal yang mempunyai siklus hidup lalu menua dan mati. Jika limfosit yang sakit terlalu banyak, pembengkakan di kelenjar getah bening akan terjadi.
Para ahli kesehatan belum mengetahui penyebab pasti dari limfoma. Meski demikian, beberapa faktor risiko sudah diteliti dan dipercaya dapat menjadi awal penyebabnya. Mengutip Cleveland Clinic, berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko limfoma:
- Pernah terinfeksi virus, seperti HIV (human immunodeficiency virus), Epstein-Barr (mononucleosis) dan sarkoma Kaposi.
- Keluarga memiliki riwayat limfoma.
- Sistem kekebalan melemah karena kondisi kesehatan atau sedang menjalani perawatan medis, seperti transplantasi organ dan menggunakan obat imunosupresan yang berguna agar tubuh tidak menolak organ yang ditransplantasikan.
- Menderita penyakit autoimun, yaitu jika sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang tubuh alih-alih melindunginya.
Gejala kanker kelenjar getah bening
Setidaknya ada tujuh gejala limfoma yang sering terjadi. Dengan mengetahui gejalanya, kamu dapat segera menghubungi dokter untuk memperoleh penanganan yang dibutuhkan.
Ini dia 7 gejala kanker getah bening yang perlu kamu tahu:
1. Muncul benjolan
Tidak berbeda jauh dengan kanker payudara yang ditandai muncul benjolan di payudara, untuk kanker kelenjar getah bening, benjolan bisa muncul di beberapa bagian tubuh yang memiliki kelenjar getah bening seperti seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Biasanya, benjolan yang disebabkan oleh limfoma tidak menimbulkan rasa nyeri, bersifat keras, dan tidak dapat digerakkan jika disentuh. Benjolan ini tidak hilang setelah beberapa minggu.
2. Berkeringat di malam hari
Orang yang memiliki gejala limfoma jadi lebih mudah berkeringat di malam hari. Keringat malam yang deras. Ketika bangun tidur, pakaian tidur dan seprai bisa jadi basah kuyup.
3. Demam tinggi selama lebih dari dua hari
Gejala lain limfoma adalah demam yang tiba-tiba. Kondisi ini umumnya disertai dengan gejala menggigil. Demam bertahan di atas 39,5 derajat Celcius selama lebih dari dua hari. Jikapun suhu sempat turun, demam datang kembali.
4. Lebih sering mengalami infeksi
Limfoma merupakan kanker yang menyerang limfosit, sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi dan zat penyebab penyakit. Artinya, jika menderita limfoma, sistem kekebalan tubuh jadi lemah sehingga tubuh rentan infeksi. Jadi, infeksi yang sulit sembuh menjadi salah satu gejala limfoma.
5. Penurunan berat badan
Gejala lainnya adalah penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, apalagi sampai kehilangan 10 persen dari total berat badan selama enam bulan padahal tidak sedang diet atau olahraga teratur. Jika terjadi demikian, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan penyebab penurunan berat badan.
6. Gatal pada kulit
Pengidap kanker getah bening rentan mengalami gatal-gatal pada kulit. Tubuh bereaksi terhadap zat kimia yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai perlawanan terhadap sel kanker. Zat kimia ini dapat menimbulkan reaksi gatal pada kulit beberapa bagian tubuh, seperti area sekitar kelenjar getah bening, area kaki, bahkan bisa juga seluruh tubuh.
7. Gangguan sistem pernapasan
Pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian dada bisa menyebabkan penekanan pada area paru-paru. Kondisi ini akan meningkatkan risiko penumpukan cairan di sekitar paru-paru. Jika tidak segera diatasi, gangguan kesehatan lainnya akan timbul, seperti batuk kering, sesak nafas, menggigil, nyeri tertekan pada dada, hingga nyeri di belakang tulang dada. Gejala ini semakin memburuk ketika dalam posisi berbaring. Penderita merasa tidak mendapat cukup udara di paru-parunya. Segera periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami batuk yang berkepanjangan.
Jenis limfoma
Secara garis besar, penyakit kelenjar getah bening dibagi menjadi:
- Limfoma Hodgkin: jenis kanker langka yang berasal dari sel Reed-Sternberg (limfosit abnormal berukuran besar yang mengandung lebih dari satu nukleus). Penyakit ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi paling sering di tubuh bagian atas, di dada, leher, atau ketiak. Kanker ini biasanya menyebar melalui sistem limfatik dan menyebabkan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) di area yang terkena.
- Limfoma non-Hodgkin: limfoma apa pun yang tidak melibatkan sel Reed-Sternberg. Setidaknya ada 90 jenis kanker kelenjar getah bening yang berbeda-beda. Lokasi paling umum limfoma non-Hodgkin untuk berkembang adalah kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, timus (yang memproduksi sel T), saluran pencernaan, serta amandel dan kelenjar gondok. Penyakit ini sering menyebabkan limfadenopati yang menyeluruh di seluruh tubuh.
Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin berasal dari jenis sel yang berbeda. Karakter penyakit ini, termasuk cara menyebar dan merespons terhadap pengobatan juga berbeda. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, kasus limfoma non-Hodgkin lebih umum ditemukan.
Diagnosis kanker kelenjar getah bening
Melansir Mayo Clinic, beberapa tes dan prosedur berikut biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis limfoma sesuai dengan keadaan pasiennya, antara lain:
Pemeriksaan fisik
Dokter memeriksa secara fisik pembengkakan kelenjar getah bening, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan, serta pembengkakan limpa atau hati.
Pengambilan sampel kelenjar getah bening
Dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur biopsi kelenjar getah bening dengan cara mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar getah bening untuk pengujian laboratorium. Dengan demikian, dokter dapat menentukan apakah ada sel kanker dan jenis sel limfosit yang terlibat.
Tes darah
Tes ini dilakukan untuk menghitung jumlah sel dalam sampel darah. Hasilnya akan menjadi petunjuk bagi dokter dalam mendiagnosis.
Pengambilan sampel sumsum tulang
Prosedur pengambilan dan biopsi sumsum tulang melibatkan penyisipan jarum ke tulang pinggul lalu sampel sumsum tulang diambil. Sampel dianalisis di laboratorium agar diketahui apakah ada sel kanker.
Tes pencitraan
Imaging test dipakai untuk mencari tanda-tanda limfoma di area lain di tubuh. Tes jenis ini termasuk CT (computed tomography) scan, MRI (magnetic resonance imaging) scan, dan PET (positron emission tomography) scan.
Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan sampel biopsi oleh ahli patologi meningkatkan kemungkinan diagnosis yang akurat. Selain itu, karena ada banyak sekali jenis limfoma, mengetahui secara pasti jenis limfoma yang diderita adalah kunci dalam proses pengobatan yang efektif.
Pengobatan kanker kelenjar getah bening
Pengobatan kanker kelenjar getah bening yang tepat bergantung pada jenis dan stadium kanker, level kesehatan secara keseluruhan, dan preferensi pasien. Yang pasti, tujuan pengobatan adalah untuk menghancurkan sebanyak mungkin sel kanker dan membuat penyakit tidak kambuh lagi.
Mengutip Mayo Clinic, berikut beberapa jenis pengobatan limfoma, yaitu:
- Kemoterapi, yaitu menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel abnormal yang tumbuh cepat (sel kanker). Sebenarnya ada beberapa jenis obat kemoterapi untuk kanker, biasanya diberikan melalui pembuluh darah atau bisa juga dalam bentuk pil yang diminum.
- Terapi radiasi, yaitu menggunakan pancaran energi berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel kanker.
- Transplantasi sumsum tulang, dikenal juga dengan transplantasi sel induk, yaitu pengobatan kemoterapi dan radiasi dosis tinggi untuk menekan sumsum tulang. Kemudian, sel induk sumsum tulang yang sehat dari tubuh sendiri atau dari donor (orang lain) dimasukkan ke dalam darah sehingga sampai di tulang dan sumsum tulang kembali dibangun.
- Perawatan lainnya, seperti terapi obat yang berfokus pada kelainan spesifik pada sel kanker dan obat imunoterapi yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel kanker. Selain itu, ada perawatan khusus yang disebut chimeric antigen receptor (CAR)-T cell therapy, yaitu dengan merekayasa sel T dari biasanya melawan kuman menjadi sanggup untuk melawan sel kanker.
Penyedia layanan kesehatan mungkin juga merekomendasikan perawatan paliatif, yaitu berfokus pada mengelola gejala penyakit dan efek samping pengobatan. Perawatan paliatif menawarkan dukungan emosional dan spiritual bagi pasien, seperti aktivitas yang membantu dalam mengelola stres selama sakit.
Nah, kamu sudah mengetahui tujuh gejala hingga jenis pengobatan kanker kelenjar getah bening. Sebagai langkah proteksi dari penyakit kanker, kamu perlu memiliki Asuransi Kanker yang menanggung biaya perawatan kanker stadium awal dan stadium akhir, untuk semua jenis kanker invasif.
Mungkin kamu sudah memiliki asuransi kesehatan, baik BPJS maupun asuransi swasta dari perusahaan. Nyatanya, asuransi kesehatan saja tidak cukup. Asuransi penyakit kritis, terutama yang mengcover kanker, akan sangat bermanfaat bagi kamu yang limit asuransi kesehatannya tidak terlalu tinggi, yang asuransi kesehatannya memiliki syarat bayar sendiri (deductible), dan yang memiliki rasio out-of-pocket cost cukup tinggi.
Untungnya, Roojai memberikan solusi jitu buat kamu, yaitu Asuransi Kanker yang terjangkau dengan berbagai manfaat. Asuransi kanker dari Roojai dirancang khusus dengan meminimalisir pengecualian dalam polis. Kamu bisa pilih sendiri nilai pertanggungan sesuai kebutuhan dan budget kamu. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan proteksi lainnya seperti proteksi untuk Penyakit Jantung, Penyakit Saraf, Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk, dan Penyakit Gagal Ginjal. Lakukan simulasi biaya asuransi kamu sekarang!
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: