You are what you eat! Falsafah ini kayaknya pas banget menggambarkan kenapa kita harus menjaga pola makan sehat. Makanan yang tepat, membuat tubuh kita berfungsi dengan baik, dan bahkan terhindar dari berbagai penyakit.
Tapi sebaliknya, konsumsi makanan yang nggak tepat malah bisa bikin kesehatan tubuh terganggu. Contoh gampangnya, kalau kamu makan cabai dalam jumlah banyak, sistem pencernaan bisa langsung bermasalah. Begitu juga beberapa kondisi kesehatan lain, sebenarnya bisa dicegah dengan pengaturan pola makan tertentu.
Pun begitu halnya untuk penyakit stroke. Penyakit yang disebabkan oleh tersumbat atau pecahnya pembuluh darah yang menyuplai oksigen ke otak ini ternyata punya kaitan dengan konsumsi makanan tertentu.
Selain anjuran untuk berolahraga secara rutin, berhenti merokok, lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan perlu dilakukan, secara spesifik ada beberapa jenis makanan yang perlu dihindari. Makanan penyebab stroke ini sudah banyak diteliti oleh para ahli. Berikut ini beberapa penemuan pentingnya.
Makanan penyebab inflamasi
Situs kesehatan Healthline menyoroti penelitian yang dipublikasi di Journal of the American College of Cardiology (JACC) yang memperlihatkan kalau makanan yang meningkatkan peradangan di tubuh juga diasosiasikan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
Data untuk penelitian itu diperoleh dari Nurses’ Health Studies I dan II, yang menganalisa lebih dari 210.000 orang sejak tahun 1986 sampai 32 tahun kemudian.
Menurut pimpinan penelitian tersebut, Dr. Jun Li, dari departemen nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Boston, AS, data yang terkumpul memperlihatkan penemuan yang konsisten, baik pada perempuan maupun pria.
“Potensi peradangan punya peran yang sangat besar dalam meningkatkan insiden penyakit kardiovaskuler termasuk stroke, dibanding 20 persen populasi penelitian yang mengonsumsi makanan anti-peradangan,” ujarnya dikutip oleh Healthline.
Dari 20 persen populasi penelitian yang mengonsumsi makanan penyebab peradangan ini 46 persennya punya kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung, dan 28 persen lebih berisiko mengalami stroke.
Kebanyakan makanan instan merupakan penyebab peradangan, sebut saja minuman manis, daging hasil proses (sosis, corned, makanan kalengan), dan biji-bijian yang sudah diproses (nasi putih, roti, tepung terigu).
Sama sekali menghilangkan makanan ini menu memang sulit dilakukan. Yang bisa kamu lakukan adalah mengurangi jumlahnya sebanyak mungkin dan menggantinya dengan makanan dari gandum utuh, berbasis tumbuhan (plant-based), atau sumber makanan lain yang lebih sehat seperti ikan. Menambahkan konsumsi sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning tua juga sangat dianjurkan.
Makanan yang mengandung lemak jenuh
Penelitian yang dilakukan selama 27 tahun menemukan kalau jumlah lemak yang kamu konsumsi nggak terlalu berpengaruh terhadap naiknya risiko stroke. Sebaliknya, jenis lemak yang kamu konsumsi, punya peran penting dalam mencegah stroke.
Penelitian yang menyertakan 117.000 partisipan dan hasilnya dipresentasikan di acara Scientific Session 2021, American Heart Association, memperlihatkan kalau partisipan yang mengonsumsi lemak hewan 16 persen lebih berisiko mengalami stroke. Sementara, partisipan yang lebih banyak mengonsumsi lemak tumbuhan seperti minyak zaitun dan minyak jagung, 12% lebih rendah risikonya untuk mengalami stroke.
Makan lebih banyak daging merah, apakah yang hasil proses atau bukan, juga dikaitkan dengan tingginya risiko stroke pada partisipan penelitian tersebut. Daging hasil proses otomatis mengandung lebih banyak garam dan lemak jenuh, keduanya dikaitkan dengan meningkatnya risiko stroke.
Tapi nggak semua yang “hewani” otomatis meningkatkan risiko stroke. Penelitian ini juga menemukan kalau lemak dari susu, termasuk keju, mentega, susu dan es krim, nggak serta-merta akan meningkatkan risiko stroke.
Kuatir dengan resiko stroke? Pelajari lebih lanjut tentang Penyebab Stroke yang Ternyata Bisa Dihindari.
Telur bisa meningkatkan risiko stroke hemoragik
Studi terhadap data dari European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC), memperlihatkan kaitan makanan tertentu terhadap risiko stroke hemoragik. Ini ada jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Studi ini meneliti 418.329 orang dari 9 negara Eropa, yaitu Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia dan Inggris. Dari studi ini para peneliti menyimpulkan kalau konsumsi buah-buahan, sayuran, serat, susu, keju dan yogurt dikaitkan dengan rendahnya risiko stroke iskemik. Namun makanan ini tidak terlalu berdampak pada risiko stroke hemoragik.
Lebih jauh, peneliti mencari kaitan jumlah makanan yang dikonsumsi dengan prosentase penurunan risiko. Salah satu penemuannya yaitu:
- Konsumsi buah-buahan dan sayur-mayur sebanyak 200 gr per hari per orang dikaitkan dengan risiko stroke iskemik sampai 13% lebih rendah
- Tambahan serat sebanyak 10 gram per hari dikaitkan dengan risiko stroke iskemik 23% lebih rendah
- Konsumsi susu sebanyak 200 gr per hari diasosiasikan dengan risiko stroke iskemik 5% lebih rendah
- Konsumsi 100 gr yogurt per hari dikaitkan dengan risiko stroke iskemik sampai 9% lebih rendah
- Konsumsi 30 gr keju dikaitkan dengan risiko stroke iskemik sampai 12% lebih rendah
Sebaliknya, penelitian juga menemukan beberapa jenis makanan penyebab stroke. Salah satunya yaitu telur. Bahkan secara konfirm, penelitian ini menyimpulkan kalau konsumsi telur dikaitkan dengan kenaikan risiko stroke hemoragik.
Mencegah stroke sangat penting, tapi tak kalah penting juga Pertolongan Pertama Stroke yang Penting dan Dapat Jadi Penentu Keselamatan.
Penelitian EPIC ini menemukan kebanyakan partisipan makan telur kurang dari 20 gram per hari. Setiap penambahan konsumsi telur 20 gram per hari dikaitkan dengan kenaikan risiko stroke hemoragik sebesar 25%.
Bukan berarti kamu nggak bisa konsumsi telur sama sekali. Telur terdiri dari bagian yang putih dan kuning. Diketahui kalau putih telur mengandung protein tinggi dan lebih rendah kolesterol dibanding kuning telur. Sehingga, lain kali ingin mengonsumsi telur, sebaiknya kurangi kuningnya ya.
Jadi kalau ternyata kamu memiliki beberapa faktor risiko stroke, alangkah bijaknya kalau kamu juga menghindari makanan penyebab stroke tersebut. Percaya deh, dalam urusan kesehatan dan khususnya stroke, mencegah jauh lebih baik (dan lebih murah) daripada mengobati, Jadi, yuk… mulai terapkan pola makan sehat dan gaya hidup sehat. Nggak ada kata terlambat, sekarang saatnya mencoba!
Selain mencegah, perlu juga mempersiapkan proteksi
Langkah-langkah preventif tentunya menjadi prioritas dalam aspek kesehatan apapun. Namun, mempersiapkan proteksi juga tidak kalah penting.
Asuransi Penyakit Kritis (Critical Illness Insurance) dari Roojai Indonesia merupakan salah satu pilihan proteksi tambahan yang bisa kamu miliki untuk melindungi dari risiko finansial apabila kamu terkena stroke, terlepas dari asuransi utama maupun BPJS yang mungkin sudah melindungi kamu. Dengan benefit yang bisa kamu klaim sebagai pengganti pemasukan yang hilang ketika terkena penyakit kritis (termasuk stroke), Asuransi Penyakit Kritis Roojai Indonesia menjadi pelengkap bahkan ketika kamu sudah di cover oleh BPJS maupun asuransi lain.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: