Kanker paru-paru bermula dari munculnya sel-sel abnormal pada organ utama dalam sistem pernapasan manusia, yakni paru-paru. Menurut data Global Cancer Observatory, jumlah pasien kanker ini di Indonesia menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker serviks. Jika dipisahkan berdasarkan gender, mayoritas pasien kanker paru-paru adalah berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu, berdasarkan tingkat mortalitasnya di Indonesia, kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian (Globocan, 2020).
Perokok aktif memiliki risiko paling besar menderita kanker paru-paru walaupun orang yang bukan perokok juga bisa terkena disebabkan faktor lain. Risiko kanker paru-paru meningkat seiring lamanya masa hidup sebagai perokok dan banyaknya jumlah rokok yang dihisap.
Usaha dan komitmen untuk berhenti merokok dapat mengurangi peluang terkena kanker paru-paru secara signifikan. Perhatikan juga kebiasaan sehari-hari lainnya yang mungkin meningkatkan faktor risiko terkena kanker paru-paru. Nah, artikel ini membahas apa saja penyebab, gejala, dan jenis pengobatan untuk kanker paru-paru. Jadi, lanjutkan baca untuk menambah pengetahuan kamu.
Konten
Penyebab kanker paru-paru
Pada dasarnya, sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi sehingga menjadi abnormal dan berkembang secara tidak terkendali. Seharusnya setiap sel mengalami penuaan, mati (apoptosis), lalu digantikan dengan sel baru. Namun, sel kanker terus berkembang dan bermutasi. Jumlahnya terus-menerus bertambah, bahkan mengganggu sel-sel lain yang masih normal.
Kanker paru-paru disebabkan oleh perkembangan sel abnormal yang berawal di dalam organ paru-paru. Jika sel kanker bermula dari organ lain tetapi pada akhirnya menyerang paru-paru (metastasis ke paru-paru), nama kanker disesuaikan dengan asal organ lokasi muncul sel abnormalnya.
Mengutip Cleveland Clinic, faktor risiko kanker paru-paru meliputi:
- Terpapar asap rokok meskipun sebagai pihak yang pasif.
- Terpapar zat-zat berbahaya lainnya, seperti polusi udara, radon, asbes, uranium, knalpot solar, silika, produk batubara, dan lain-lain.
- Pernah menjalani pengobatan radiasi untuk area dada (misalnya, untuk kanker payudara atau limfoma).
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru-paru.
Sedangkan menurut Mayo Clinic, sudah sejak lama merokok dipercaya dapat menyebabkan kanker paru-paru. Kebiasaan merokok sama saja dengan menghirup zat-zat penyebab kanker (karsinogen). Jika merokok dilakukan dalam jangka panjang dan kadarnya terus meningkat, perubahan pada jaringan paru-paru akan terjadi cepat atau lambat. Baik perokok aktif maupun orang yang sering terpapar asap rokok (perokok pasif) memiliki faktor risiko terkena kanker ini.
Memang pada awalnya tubuh seorang perokok mampu memperbaiki kerusakan sel di paru-parunya. Namun, seiring paparan yang berlangsung dalam waktu lama, sel-sel normal yang melapisi paru-paru perokok akan semakin rusak. Lambat laun, kerusakan mengakibatkan sel-sel bertindak tidak normal dan akhirnya kanker berkembang.
Merokok segala jenis produk tembakau, termasuk cerutu atau pipa, adalah faktor risiko utama, lalu bagaimana dengan vaping? Apakah rokok alternatif tersebut bisa menyebabkan kanker paru-paru juga? Memang masih belum dipastikan seberapa besar potensi vaping menyebabkan kanker paru-paru. Meski demikian, beberapa zat yang digunakan untuk vaping juga bersifat karsinogenik.
Pada beberapa kasus, orang yang sama sekali tidak merokok dan tidak pernah terpapar asap rokok juga bisa terkena kanker paru-paru. Biasanya tidak ada penyebab jelas dari kanker paru-paru dalam kasus sedemikian. Tak heran banyak beberapa mitos populer tentang penyebab kanker yang bermunculan.
Gejala kanker paru-paru
Umumnya, kanker tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya. Malahan dalam kebanyakan kasus, kanker baru terdeteksi setelah cukup terlambat dan diobati pada tahap stadium lanjut. Namun, beberapa penderita stadium awal sudah merasakan gejala yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Mengutip Cleveland Clinic, berikut gejala-gejala yang mungkin dirasakan oleh orang dengan sel kanker di paru-parunya.
- Batuk yang tidak kunjung hilang atau semakin parah seiring waktu
- Kesulitan bernapas atau sesak napas (dispnea)
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian dada
- Sesak napas, bengek, atau mengi
- Batuk darah (hemoptisis)
- Suara serak
- Kehilangan selera makan
- Penurunan berat badan yang tanpa sebab pasti
- Kelelahan yang tidak diketahui alasannya
- Sakit bahu
- Pembengkakan di wajah, leher, lengan atau dada bagian atas (sindrom vena cava superior)
- Pupil kecil dan kelopak mata terkulai pada salah satu sisi (sindrom Horner)
Jika kamu mengalami sebagian gejala-gejala di atas, segeralah menghubungi dokter untuk konsultasi dan melakukan skrining kanker. Anjuran ini juga disarankan untuk perokok yang tidak bisa berhenti meskipun sudah mengalami beberapa gejala. Dokter akan membantu kamu dalam upaya untuk berhenti merokok melalui konseling, obat-obatan, maupun produk pengganti nikotin. Kamu juga bisa melakukan check up kesehatan untuk mendeteksi gejala kanker paru sedari dini.
Jenis kanker paru-paru
Para ahli dan tenaga kesehatan umumnya membagi kanker paru-paru menjadi dua jenis utama berdasarkan penampakan sel kankernya di bawah mikroskop, yaitu:
Kanker paru-paru sel kecil
Kanker paru-paru sel kecil atau small cell lung cancer (SCLC) dialami mayoritas oleh perokok berat. Kanker paru-paru jenis ini lebih jarang terjadi dibandingkan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC) , tetapi SCLC tumbuh lebih cepat dan lebih sulit diobati dibandingkan NSCLC. Sering kali, ukuran tumornya relatif kecil dan sudah menyebar ke bagian lain tubuh. Jenis SCLC tertentu termasuk small cell carcinoma dan combined small cell carcinoma.
Kanker paru-paru non-sel kecil
Kanker paru-paru non-sel kecil atau non-small cell lung cancer (NSCLC) merupakan jenis yang paling umum, yakni sekitar 80% dari keseluruhan kasus kanker paru-paru. Jenis yang umum termasuk adenocarcinoma dan squamous cell carcinoma. Adenosquamous carcinoma dan sarcomatoid carcinoma adalah dua jenis NSCLC yang kurang umum.
Jenis kanker lain di paru-paru
Kanker juga dapat bermula di dalam atau di sekitar paru-paru, termasuk limfoma (kanker di kelenjar getah bening), sarkoma (kanker di tulang atau jaringan lunak), dan mesothelioma pleura (kanker di lapisan paru-paru). Penyakit-penyakit ini biasanya tidak disebut sebagai kanker paru-paru.
Diagnosis kanker paru-paru
Mengutip Indonesia Cancer Care Community (ICCC), metode-metode yang mungkin dilakukan dokter untuk mendiagnosis kanker paru-paru antara lain:
- Analisis riwayat pasien dan pemeriksaan fisik.
- X-ray pada area dada.
- Sitologi sputum, yaitu sel kanker paru-paru dapat ditemukan dengan pemeriksaan sputum (bahan seperti dahak atau lendir yang dikeluarkan ketika batuk) di bawah mikroskop.
- Bronkoskopi, yaitu selang kecil dimasukkan melalui hidung atau mulut ke dalam area trakea atau bronkus hingga kondisi abnormal pada paru-paru dapat terdeteksi. Biopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan secara bersamaan dengan metode ini.
- Pencitraan, seperti CT scan, MRI scan, dan PET scan untuk melihat seberapa luas kanker menyebar.
- Transthoracic needle biopsy, yaitu penggunaan jarum kecil untuk mengambil sampel biopsi dari benjolan yang ditemukan pada jaringan paru-paru. Metode ini seringkali dilakukan berbarengan dengan proses CT scan.
- Mediastinoscopy, yaitu prosedur pembedahan invasif yang memerlukan anestesi, dilakukan jika pengujian awal tidak memberikan hasil yang konklusif.
Stadium kanker paru-paru
Stadium umum kanker paru-paru adalah:
- Stadium 0 (in situ): kanker muncul lapisan atas paru-paru atau bronkus, belum menyebar ke bagian lain dari paru-paru atau di luar paru-paru.
- Stadium I: kanker belum menyebar ke luar paru-paru.
- Stadium II: kanker lebih besar dari stadium I, menyebar ke kelenjar getah bening di dalam paru-paru, atau terdapat lebih dari satu tumor di lobus paru yang sama.
- Stadium III: kanker lebih besar dari stadium II, menyebar ke kelenjar atau struktur getah bening di dekatnya, atau terdapat lebih dari satu tumor di lobus berbeda pada paru-paru yang sama.
- Stadium IV: kanker sudah menyebar ke paru-paru lainnya, ke cairan di sekitar paru-paru, bahkan ke cairan di sekitar jantung atau organ lainnya.
Pengobatan kanker paru-paru
Pengobatan kanker paru-paru meliputi operasi atau pembedahan, pelepasan frekuensi radio, terapi radiasi, kemoterapi, terapi obat yang ditargetkan, dan imunoterapi. Berikut penjelasan singkatnya:
Operasi
Pembedahan dapat dilakukan pada kasus NSCLC yang belum menyebar dan SCLC yang terbatas pada satu tumor. Dokter bedah mungkin mengangkat tumor dan sejumlah kecil jaringan sehat di sekitarnya untuk memastikan sel kanker tidak tertinggal di jaringan yang sehat. Kadang-kadang dokter harus mengangkat seluruh atau sebagian paru-paru (reseksi) untuk memastikan agar kanker tidak muncul kembali.
Radiofrequency ablation (RFA)
Tumor NSCLC di dekat tepi luar paru-paru terkadang diobati dengan melepaskan atau mengablasi frekuensi radio. RFA memanfaatkan gelombang radio berenergi tinggi untuk memanaskan dan menghancurkan sel kanker.
Terapi radiasi
Radiasi memanfaatkan pancaran energi yang besar untuk membunuh sel kanker pada kasus NSCLC ataupun SCLC. Terapi ini dapat dilakukan secara terpisah maupun untuk membantu efektifitas operasi. Radiasi juga dapat digunakan sebagai perawatan paliatif, yakni untuk mengecilkan tumor dan menghilangkan rasa sakit.
Kemoterapi
Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan kata kemoterapi. Kemoterapi terkenal sebagai salah satu pengobatan untuk mengatasi kanker, dan tentunya biaya untuk melakukan kemoterapi tidaklah sedikit. Kemoterapi pada pasien kanker paru-paru biasanya diberikan melalui infus. Pengobatan ini merupakan kombinasi beberapa obat yang dirancang untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker. Obat diberikan sebelum atau sesudah operasi, bisa pula dikombinasikan dengan jenis obat lain, seperti imunoterapi.
Targeted drug therapy
Pada beberapa kasus NSCLC, sel kanker paru-paru mengalami mutasi yang mendorong pertumbuhan kanker. Obat khusus ini menargetkan agar mutasi menjadi lambat atau sel kanker jadi hancur. Obat penghambat angiogenesis dapat mencegah tumor menciptakan pembuluh darah baru yang dibutuhkan oleh pertumbuhan sel kanker.
Imunoterapi
Tubuh kita mengenali sel-sel yang rusak atau berbahaya untuk disingkirkan. Namun, kanker dapat bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah dihancurkan. Imunoterapi berguna untuk memperkenalkan sel-sel kanker ke sistem kekebalan sehingga dengan sendirinya tubuh dapat melawan sel-sel kanker tersebut.
Perawatan paliatif
Beberapa pengobatan kanker paru-paru digunakan untuk meringankan gejala-gejala, seperti nyeri dan kesulitan bernapas. Contohnya: terapi untuk mengurangi atau menghilangkan tumor yang menghalangi saluran pernapasan, dan prosedur pengeluaran cairan dari sekitar paru-paru dan mencegahnya datang kembali.
Pencegahan kanker paru-paru
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru memang tidak ada, tetapi kamu dapat mengurangi risikonya. Berikut beberapa cara untuk mencegah kanker paru-paru:
- Jika kamu bukan perokok, jangan sesekali mencobanya. Tolak ajakan untuk merokok dengan tegas.
- Jika kamu perokok aktif, segeralah berhenti sekarang juga. Hubungi tenaga kesehatan untuk membantu apabila kamu kesulitan berhenti.
- Hindari area merokok dan jangan menjadi perokok pasif.
- Hindari area yang diliputi karsinogen, seperti radon, asbes, uranium, knalpot solar, silika, produk batubara, dan lain-lain, baik di lokasi kerja maupun tempat tinggal. Selalu gunakan masker ketika kamu berada di daerah yang rawan polusi udara.
- Konsumsi makanan bergizi, mengandung vitamin dan nutrisi lainnya, terutama sayuran dan buah-buahan yang bervariasi.
- Berolahraga secara teratur dan jika bisa setiap hari berjalan kaki minimal sepuluh ribu langkah, dan menerapkan pola hidup sehat.
Nah, kamu sudah mengetahui penyebab, gejala, dan jenis pengobatan kanker paru-paru. Mari kita mulai dan terus melakukan pencegahan sakit kanker dari sekarang. Salah satu cara pencegahan optimal adalah dengan memiliki Asuransi Kanker yang menanggung biaya perawatan kanker stadium awal dan stadium akhir, untuk semua jenis kanker invasif.
Mungkin kamu sudah memiliki asuransi kesehatan, baik BPJS maupun asuransi swasta dari perusahaan. Nyatanya, asuransi kesehatan saja tidak cukup. Asuransi penyakit kritis, terutama yang mengcover kanker, akan sangat bermanfaat bagi kamu yang limit asuransi kesehatannya tidak terlalu tinggi, yang asuransi kesehatannya memiliki syarat bayar sendiri (deductible), dan yang memiliki rasio out-of-pocket cost cukup tinggi.
Untungnya, Roojai memberikan solusi jitu buat kamu, yaitu Asuransi Kanker yang terjangkau dengan berbagai manfaat. Asuransi kanker dari Roojai dirancang khusus dengan meminimalisir pengecualian dalam polis. Kamu bisa pilih sendiri nilai pertanggungan sesuai kebutuhan dan budget kamu. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan proteksi lainnya seperti proteksi untuk Penyakit Jantung, Penyakit Saraf, Penyakit akibat gigitan nyamuk, dan Penyakit Gagal Ginjal. Lakukan simulasi biaya asuransi kamu sekarang!
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: